A. BELAJAR
Bagaimana ciri-ciri seseorang belajar? Apa indikator bahwa seseorang benar-benar melakukan kegiatan belajar? Psikolog mendefinisikan hakikat belajar sebagai proses mengubah perilaku. Perubahan perilaku bersifat positif dan permanen atau permanen
Contoh :
Perubahan perilaku dan tidak tahu menjadi tahu banyak
Anak-anak yang perilaku emosionalnya meledak-ledak, setelah belajar, menjadi lebih terkontrol dan terukur. Ini berarti bahwa seseorang yang mengaku belajar, tetapi tidak menghasilkan perubahan perilaku yang positif, tidak belajar. Dia belum belajar.
B. PEMBELAJARAN EFEKTIF DAN PENGUASAAN KOMPETENSI
Beberapa konsep yang dapat dikembangkan untuk pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi adalah pembelajaran, beban belajar, sistem penilaian, sistem remedial, sistem pengayaan, sistem kenaikan kelas, sistem jurusan dan strategi pembelajaran, antara lain dengan antara lain dengan teknologi “e-learning”.
1. Setiap manusia dilahirkan lemah dan tidak tahu apa-apa.
Manusia akan berhasil jika mau belajar terus menerus sepanjang hidupnya, dengan tujuan akhir mencapai derajat kemuliaan manusia.
2. Arah kegiatan pembelajaran adalah membentuk watak atau kepribadian dan meningkatkan kualitas hidup seseorang.
Membangun karakter berarti mendorong kemandirian sehingga meningkatkan rasa percaya diri.
3. Bagaimana kemerdekaan dapat diwujudkan?
Desain pembelajaran harus memposisikan siswa sebagai subjek pembelajaran. Proses pembelajarannya berpusat pada siswa. Jadi, siswa benar-benar harus berperan sebagai pelaku utama kegiatan pembelajaran.
4. Siswa bertanggung jawab penuh atas tindakan dan kehidupannya, termasuk dalam pembelajaran.
Berhasil atau tidaknya pembelajaran tergantung sepenuhnya pada siswa sebagai aktor utama.
5. Landasan kegiatan pembelajaran terdiri dari empat pilar utama, yaitu:
a. Learning to know belajar untuk mengetahui, belajar untuk mengetahui dan memahami
b. Learning to do belajar berbuat , belajar untuk mengetahui dan memahami berbuat nyata dan asertif
c. Learning to live together Belajar hidup bersama , belajar untuk hidup dalam kebersamaan
d. Learning to be , Belajar menjadi belajar membangun dan mengekspresikan jati diri dan menjadi dirinya sendiri.
6. Belajar harus mampu menguasai kecakapan hidup yang termasuk :
a. a. Keterampilan pribadi, keterampilan diri atau kepribadian
b. Keterampilan berpikir, keterampilan berpikir positif
c. Keterampilan sosial,
d. Keterampilan akademik, keterampilan belajar
e. Keterampilan vokasional, keterampilan vokasional atau karir.
a. 7. Cara belajar yang efektif dan efisien, harus dimulai dengan mengenali potensi atau kemampuan yang dimilikinya.
Dengan memahami kekuatan atau potensi yang dimiliki seseorang akan memudahkan proses pemberdayaan diri untuk menguasai kompetensi tertentu
8. Dalam setiap pembelajaran dijabarkan sejumlah tolok ukur kompetensi dalam bentuk indikator pembelajaran.
9. Beberapa keterampilan teknis pembelajaran yang perlu dikuasai antara lain sebagai berikut:
a. Ketuntasan belajar
Pencapaian hasil belajar dapat diukur dan tingkat penguasaan kompetensi. Dalam hal ini dikenal dengan SKBM (standar ketuntasan belajar minimal).
b. Remidial
Layanan belajar disediakan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar
c. Pengayaan dan pembelajaran yang dipercepat
Layanan pengayaan diberikan kepada siswa yang cepat menyelesaikan studinya dan kemudian dapat berpartisipasi dalam program pembelajaran akselerasi
d. Teknologi dalam pembelajaran
Perkembangan teknologi informasi dan sumber belajar yang ada dapat dimanfaatkan untuk memperkaya metode pembelajaran. Metode ini disebut dengan metode “e-larning” atau MOL (Multi Channel Learning).
C. MENGETAHUI PROSES PENILAIAN
1. RANAH KOGNITIF
Penilaian dalam ranah kognitif selalu diakhiri dengan serangkaian penilaian, baik yang dilakukan dengan waktu yang terpisah maupun dengan mengikutsertakan kegiatan belajar mengajar. Untuk sebagian besar, tolok ukurnya adalah kecerdasan secara umum
2. RANAH AFEKTIF
Penilaian pada ranah ini diprioritaskan pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung, baik ranah kognitif maupun ranah psikomotorik, yang dilakukan oleh guru dalam bentuk observasi sikap.
3. RANAH PSIKOMOTORIK
Hal-hal yang bernilai dalam ranah psikomotorik didasarkan pada pengamatan kinerja atau performance.
D. PROSES REMIDIAL / PERBAIKAN
Remidi dilakukan terhadap indikator yang belum tuntas, dengan ketentuan apabila nilai rata-rata ketuntasan di bawah SKBM, siswa yang belum berhasil mencapai ketuntasan dipersilahkan mengikuti remedial individu.
Nilai remedial tidak harus terbatas pada SKBM, tetapi harus tetap didasarkan pada pencapaian kompetensi yang ditargetkan. Nilai remedialnya bisa lebih tinggi dan pada nilai perolehan sebelumnya, selama masih ada bisa lebih rendah lagi. Apapun hasilnya, rangkaian remedial tidak dibatasi dalam jumlah berapa pun, asalkan masih ada waktu untuk belajar di sekolah.
E. CARA BELAJAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) lebih ditujukan untuk menyediakan tenaga profesional tingkat menengah, namun tidak menutup kemungkinan untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan tujuan tersebut, kurikulum di SMK dirancang untuk dapat membekali peserta didik agar dapat memiliki kompetensi sesuai dengan program keahliannya masing-masing.
Dalam proses pencapaian cara belajar yang baik di SMK, teori dan praktek harus saling mendukung, bahkan cenderung banyak berlatih untuk penguasaan program keahliannya. Untuk mencapai hasil yang optimal, baik penguasaan teori maupun praktik, juga harus didukung oleh beberapa hal, antara lain:
1. Minat dan bakat serta kemampuan
2. Lingkungan belajar serta
3. Sikap dan kebiasaan belajar
F. SIKAP DAN KEBIASAAN BELAJAR
Sikap terhadap belajar adalah “kecenderungan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan belajar, sebagai akibat dari perasaan dan keyakinannya tentang belajar”. Siswa yang percaya bahwa belajar itu penting untuk perkembangan kualitas diri, nilai ibadah, juga merasa senang dengan kegiatan belajar, sehingga cenderung melaksanakan kegiatan belajar dengan sebaik-baiknya.
Sedangkan jika keyakinan dan perasaan siswa sebaliknya, maka kecenderungannya adalah mereka akan malas atau enggan untuk belajar. Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai “perilaku belajar (kegiatan) yang relatif menetap, karena telah dilakukan berulang-ulang (rutin)”.
G. KARAKTERISTIK SIKAP DAN KEBIASAAN BELAJAR YANG POSITIF
a. Merasa nyaman hadir dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran (baik pelajaran teori maupun praktik)
b. Merasa senang mengikuti kegiatan pembelajaran yang diprogramkan oleh sekolah
c. Memiliki jadwal belajar yang teratur
d. Memiliki disiplin diri dalam belajar (bukan karena orang lain)
e. Masuk kelas tepat waktu
f. Perhatikan penjelasan guru
g. Mencatat pelajaran dalam buku khusus dengan rapi dan lengkap
h. Senang bertanya jika belum memahami materi pembelajaran yang diterima
i. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi kelas
j. Baca buku pelajaran/buku bermanfaat lainnya secara teratur
k. Mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah dengan sebaik-baiknya
m. Ulet atau rajin dalam melaksanakan pelajaran praktek
l. Tidak mudah menyerah ketika gagal.
Pemahaman tentang belajar dan pembelajaran ini diharapkan dapat dimiliki oleh siswa, sehingga bisa belajar dengan nyaman dan bisa menikmati proses belajar yang sedang dijalani di bangku sekolah. Selanjutnya, dengan proses belajar itu siswa memiliki bekal untuk perencanaan studi lanjut atau perencanaan karir setelah lulus sekolah.
Referensi :
Kumpulan Materi Bimbingan Dan Konseling, Paramitra Publishing, Tim Paramitra, Yogjakarta, 2011
https://www.kompasiana.com/kikidiani/59d243337a70f111c724b9d2/belajar-dan-pembelajaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar